Suasana haru menyelimuti pertemuan kembali warga Yazidi yang telah ditawan ISIS sejak pertengahan tahun lalu, dengan keluarganya di Kirkuk...
ISIS membebaskan sebanyak 216 warga Yazidi Rabu lalu. Mereka ini adalah korban penculikan saat ISIS merebut wilayah Sinjar pada pertengahan 2014, lalu yang lalu dibawa ke Kirkuk, kota Irak yang berada dalam genggaman mereka.
Dilansir oleh International Business Times, menurut Tom Robinson dari Rise Foundation yang bekerja dengan para pengungsi di Kurdistan, para tawanan ini dibebaskan setelah dibayar.
“Ini terjadi cukup sering. Uang yang besar sebagai ganti pembebasan wanita dan anak-anak yang ditangkap,” kata Robinson.
Kaum Yazidi dianggap sebagai “penyembah setan” oleh ISIS. Sebelum konflik, mereka hidup di wilayah barat laut Turki, barat laut Suriah dan tenggara Turki.
"Mereka diperlakukan dengan sangat buruk, mereka dipaksa untuk masuk Islam dan sholat," ujar Robinson.
Beberapa diperlakukan dengan baik, namun banyak yang dipukul dan disiksa karena tak menuruti ISIS.
Ziyad Shammo Khalaf, yang berkerja dengan organisasi Yazda untuk mendukung korban Yazidi, mengatakan bahwa anak-anak dipisahkan dari ibu mereka dan “didistribusikan di rumah-rumah” di Mosul dan Tal Afar.
“Jika anda datang dan duduk dengan gadis-gadis ini, anda akan mendengar cerita yang berbeda dari tiap gadis. Banyak dari mereka dijual ke anggota ISIS, mereka diperkosa…di depan publik, oleh dua atau tiga orang sekaligus. Mereka disiksa, dipukul dan menjadi objek kekerasan,” kata Khalaf pada IBT.
Kekejaman yang dialami oleh budak seks Yazidi pernah dirilis sebelumnya oleh Amnesty International pada November 2014. Dalam laporan setebal 87 halaman itu, termuat cerita seorang anak perempuan yang diperkosa berulang kali dan dijual sebagai budak seks ISIS.
Laporan itu mengungkapkan selain dijual, anak-anak Yazidi juga diberikan pada tentara ISIS sebagai “hadiah”. (stu/cnnindonesia.com)
COMMENTS